Jabat Tangan

“Tidaklah dua muslim itu bertemu lantas berjabat tangan melainkan akan diampuni dosa di antara keduanya sebelum berpisah.” (HR. Abu Daud no. 5212, Ibnu Majah no. 3703, Tirmidzi no. 2727. Al Hafizh Abu Thohir menyatakan bahwa sanad hadits ini dhaif. Adapun Syaikh Al Albani menyatakan bahwa hadits ini shahih).

Kedengarannya perkara yang sepele, namun memiliki keutamaan yang tidak sepele. Maka dari itu, sebaiknya kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kita (manusia) adalah makhluk pendosa, maka sepantasnya lah bagi kita untuk mencari jalan-jalan yang dapat menghapuskan dosa. Seperti misalnya mempraktekkan dalil di atas.

Terlebih lagi, ALLAH swt telah memberikan berbagai macam nikmat kepada kita semua, padahal kita ini banyak dosa. ALLAHUAKBAR, ini membuktikan betapa sayangnya ALLAH kepada kita.

Kenikmatan yang ALLAH berikan itu, harus di syukuri dan di arahkan menuju ketaatan. Karena walaupun anda memiliki semua kenikmatan dunia, tapi tidak mengenal agama ALLAH, maka sama saja anda seperti bangkai yang berjalan.

Salah satu bentuk mensyukuri nikmat ALLAH, ialah dengan berbagi. Namun kita perlu ingat konsep dasar dari bersedekah, yakni jangan bersedekah dengan yang buruk-buruk, karna itu dapat melukai hati si penerima, jangan juga bersedekah dengan harta yang paling di cintai, karena itu akan melukai hati si pemberi.

Mengapa harus bersedekah dengan yang baik-baik?

“Sesungguhnya ALLAH Ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik-baik. Sesungguhnya ALLAH memerintahkan kaum beriman dengan apa-apa yang diperintahkan kepada para Nabi.” Lalu Beliau membaca: “Wahai para Rasul makanlah yang baik-baik dan kerjakanlah amal shalih.” (QS. Al Mu’minun (23): 51). Dan membaca: “Wahai orang-orang beriman makanlah yang baik-baik dari apa-apa yang Kami rezekikan kepada kalian.” (QS. Al Baqarah (2): 172). Lalu Beliau menyebutkan ada seorang laki-laki dalam sebuah perjalanan yang jauh, kusut dan berdebu, dia menengadahkan kedua tangannya ke langit: “Wahai Rabb, wahai Rabb,” sedangkan makanannya haram, minumannnya haram, pakaiannya haram dan dia dikenyangkan dengan yang haram, bagaimana bisa doanya dikabulkan?” (HR. Muslim)

Namun terkadang, manusia suka menyedekahkan sesuatu yang sudah tidak ia sukai, misalnya saja pada makanan, nanti kalau sudah mendekati basi, barulah di berikan kepada tetangga. Astagfirullah.

Begitulah manusia, makhluk yang sangat lemah. Sangat rentan dengan gangguan syaiton, bahkan selama manusia masih hidup, maka tidak aman ia dari gangguan syaiton.

Semoga ALLAH melindungi kita dari gangguan dan godaan syaiton yang terkutuk, aamiin.

Wawlahu a'lam

You Might Also Like

0 komentar