Bagaikan
hujan deras, yang menghempas secara bertubi-tubi
Bagaikan
tombak tajam, yang menembus jiwa sanubari
Bagaikan
batu keras, yang menghantam qolbu yang paling dalam
Betapa kejamnya
dunia ini
Dikuasai toleh
tangan-tangan perusak
Menghantam diri
ini, bagaikan banteng yang mengamuk
Memeras hati,
jiwa, pikiran, materi
Hingga kering
tak tersisa
Yang ku
dapatkan hanyalah sebuah kado busuk yang dibungkus dengan keindahan
Jiwaku, terasa
tak sanggup menahan semua beban dunia ini
Kutanyakan
pada bintang ... ia tak tau
Kutanyakan
pada bulan ... ia tak tau
Kutanyakan
pada matahari ... ia tak tau
Ku
tanyakan pada Tuhan ...
Iapun memelukku
dengan lembut
Membisikkan
ditelingaku ...
Wahai
hamba-Ku
Aku
... mencintaimu
Aku
... menyayangimu
Bersabarlah
...
Aku
selalu bersamamu
Seketika
itupun, hatiku tersentak
Bagaikan alunan
simponi yang indah
Membuat kaki
ku, tak mampu memijak tanah
Kepalaku,
ringan ... bagaikan sehelai bulu yang ditiup angin
Pundakku,
terasa kuat ... bagai baja yang mampu menahan berat 100 ekor gajah
Kemudian
... ku katakan pada dunia
Wahai
dunia ... AKU TIDAK TAKUT
By : Ma'arif Amiruddin