Mahkota yang Tak Bisa Dilihat

Di era modern saat ini, telah banyak budaya-budaya baik yang ditinggalkan. Dengan adanya smartphone, seharusnya mendekatkan yang jauh, ehh ... kenyataannya, smartphone menjauhkan yang dekat.

Tidak sedikit kita jumpai, dalam acara keluarga, semua pada sibuk dengan gadget nya masing-masing, sehingga antar satu sama lain, tidak bertegur sapa.

Budaya lain yang juga sudah mulai di tinggalkan di era tekhnologi ini, yakni menjenguk saudara yang sakit. Bagaimana mau menjenguk, bertemu pun mungkin sudah jarang, semua serba sibuk dengan urusan masing-masing. Bahkan lebih parahnya, banyak yang tidak mengenal tetangganya sendiri, padahal jarak antar rumah begitu dekat.

Namun baru-baru ini, bapak bupati Soppeng menunjukkan keteladanan kepada kita semua, dengan menjenguk warganya yang tengah sakit.

Namanya nenek Salemma, beliau tinggal sebatang kara di gubuk kecilnya. Pak bupati tidak tinggal diam dengan hal itu, ia memerintahkan agar nenek Salemma di bawa ke rumah sakit agar mendapatkan pengobatan yang layak.

Memang begitu seharusnya seorang pemimpin, ia harus memperhatikan kondisi rakyatnya. Karena itu merupakan tanggung jawab nya, sebab ketika menjadi pemimpin, semua yang berada dalam garis kepemimpinan nya menjadi keluarga.

Artinya, ia bertanggung jawab, atas kondisi rakyatnya, ia harus memperhatikan makanan, kesehatan, keamanan, dan kesejahteraan rakyatnya.

Kembali membahas mengenai jenguk-menjenguk, menjenguk orang yang sakit adalah sesuatu yang mulia, apalagi kalau yang sakit adalah sanak saudara, tentu lebih mulia lagi. RosûlulLâh saw. mengabarkan kepada kita tentang keutamaan menjenguk orang sakit.

"Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad dengan sanad shahih).

Di samping itu, menjenguk orang yang sakit memiliki banyak manfaat bagi diri kita, seperti merasa lebih mensyukuri nikmat kesehatan, menjalin hubungan baik, dan lain sebagainya.

Kesehatan adalah mahkota yang dikenakan oleh orang yang sehat, namun hanya mampu di lihat oleh orang yang sakit. Namun ketika menjenguk, orang yang sehat akan lebih mudah melihat mahkotanya sendiri, sehingga membuatnya lebih bersyukur.

Ketika menjenguk, kita juga telah membuat hati orang yang kita jenguk menjadi senang, yahh ... minimal membuatnya melupakan sakit sesaat, apalagi jika dibawakan sesuatu yang ia sukai, euhh ... mantap. Tapi biasanya orang sakit menganggap semua makanan terasa pahit, maka dari itu nampaknya uang yang lebih menggiurkan nya di saat-saat seperti itu, hehe.

Dan yang tak kalah pentingnya juga, yakni mendoakan orang yang kita jenguk. Pasti ia akan sangat bahagia, in shaa ALLAH.

Dalam budaya menjenguk, biasanya yang kita jenguk hanyalah orang-orang yang kita kenal. Namun, pernahkah anda menjenguk orang yang tidak anda kenal, namun anda tau ia adalah seorang muslim? Yang pada hakekatnya setiap muslim itu bersaudara.

Jika anda melakukan hal itu, pasti sensasinya akan berbeda. Walaupun di anggap aneh, tapi tidak masalah, selama niat kita menjenguk untuk mengharapkan ridha ALLAH semata.

Ada seorang ulama yang mempraktekkan hal tersebut, ia punya jadwal khusus berkunjung ke rumah sakit. Ia memasuki setiap kamar pasien, berbincang-bincang, kemudian mendoakannya, walaupun ia tidak mengenalnya. Alhasil, sang ulama tersebut mendapatkan banyak kenalan, banyak kisah inspiratif, dan banyak mensyukuri keadaannya yang sehat. Masya ALLAH.

Beranikah kita melakukan hal yang sama? Kembali lagi pada diri masing-masing, siapkah kita di katai aneh? Jikalau itu untuk ridha ALLAH, kenapa tidak?

Memang Islam akan menjadi aneh/terasing di tengah-tengah masyarakat, sebagaimana pada masa RosûlulLâh dulu, maka beruntunglah orang-orang yang asing tersebut, yakni tetap memegang sunnah, di tengah-tengah mayoritas ekstrimis.

Betapa banyak keutamaan menjenguk orang yang sakit, lantas apakah yang menghalangi kita untuk melakukannya?

Mari berlomba-lomba dalam kebaikan, demi mencapai Surga tertinggi di kemudian hari.

Hilangkan rasa gengsi dan sombong dalam diri, kubur dalam-dalam! dan pastikan ia tidak ada jalan untuk bangkit lagi.

You Might Also Like

0 komentar