Memang Ada, yang Tak Pantas Jadi Kaya

Berhati-hatilah dengan orang-orang yang kafir, sebab mereka memiliki sifat yang buruk, sebagaimana yang di jelaskan dalam Al-Qur'an.

"Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka)." [an-Nisâ/4:89].

Musibah yang paling berat menimpa manusia, terkhusus bagi orang yang beriman ialah, ketika musibah tersebut menimpa agama nya. Jika musibah menimpa pada harta, jabatan, kesehatan, dan yang hubungannya dengan dunia, masih lebih mending, ketimbang musibah yang menimpa agama.

Mengapa demikian? Sebab agama menyangkut keselamatan jangka panjang, jika agama dalam diri seseorang tidak beres, yang lainnya pun akan jadi tidak beres.

“Dan Kami tampakkan apa yang dahulu telah mereka amalkan lalu Kami jadikan ia bagaikan debu yang beterbangan.” (QS. Al-Furqan: 23)

Tentang maksud “bagaikan debu yang beterbangan” Imam al-Baghawi rahimahullah menjelaskan, “Artinya sia-sia, tidak mendapat pahala. Karena mereka tidak melakukannya [ikhlas] karena ALLAH ‘azza wa jalla.” (lihat Ma’alim at-Tanzil, hal. 924)

Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita sering berdoa untuk keselamatan diri kita sendiri, dan tentunya juga mendoakan keselamatan bagi orang-orang yang kita cintai. Ya ALLAH ... janganlah biarkan musibah menimpa agama kami, aamiin.

Pernahkah kita melihat orang yang bersedekah dengan harta yang buruk? Dalam artian, ia memberikan sesuatu yang ia sudah tidak sukai dan inginkan, sesuatu tersebut boleh dikatakan sudah tidak layak. Seperti contoh: di dapur ada makanan yang sudah hampir basi, lalu sang ibu memerintahkan ke anaknya untuk memberikan makanan tersebut ke tetangga, dengan mengatasnamakan sedekah. Padahal, ia pun sudah tidak mau memakannya. Inilah contoh sedekah dengan yang buruk, padahal ALLAH melarang hal itu, sebagaimana Firman-Nya:

“Wahai orang orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik, dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah  kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa ALLAH Mahakaya, Maha Terpuji." (Q.S al Baqarah 267).

Setelah mengetahui hal ini, mulailah bersedekah dengan yang baik-baik, dan tinggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk itu.

Karena segala sesuatu yang bisa menghalangi kita untuk mentaati ALLAH, maka jangan ragu-ragu meninggalkan nya. Sebab yang menurut kita baik, belum tentu hakikatnya baik.

Tidak hanya sedekah yang harus kita pilih yang terbaik, namun dalam segala hal pun, harus memilih yang baik-baik, tak terkecuali masalah memilih teman, pilihlah teman yang baik-baik, sebab pengaruhnya sangatlah besar.

Imam Ibnul Qoyyim berkata, bahwa ada teman yang ketika bersamanya, seperti kebutuhan kita akan makanan (orang yang bermanfaat besar bagi kita). Ada juga yg seperti obat bagi kita (mampu memberi nasehat-nasehat yang baik). Dan ada pula yg seperti racun terhadapnya (selalu mengajak kepada yang buruk).

Jangan biarkan sesuatu yg dapat membahayakan agama anda, bersama dengan anda. Pangkas! Tinggalkan! Jangan sampai ada penyesalan di kemudian hari, hanya karena mempertahankan teman bertipikal racun.

Dalam hubungan pertemanan, kadang terjadi hutang piutang. Ini berhubungan erat dengan saling tolong menolong, yang mulia di sisi ALLAH.

Dan terkadang, teman yang kita beri pinjaman, belum mampu membayar tepat waktu, padahal kita juga lagi butuh-butuhnya.

Namun tidak mengapa, mudahkanlah, kalau perlu, ikhlaskanlah. Walapun terasa berat, apalagi kalau utangnya lumayan banyak. Tapi, kita berharap ridho dan pertolongan ALLAH, maka hal itupun terasa mudah, in shaa ALLAH.

Dalam kehidupan ini, penuh dengan berbagai masalah, yang terkadang terasa amat berat, namun ketika malam semakin gelap, maka fajar akan menyingsing.

Paham maksud saya? Orang cerdas itu paham kode.

Yakinlah pada pertolongan ALLAH, bahkan menunggu pertolongan dari ALLAH adalah ibadah.

Ketika ALLAH menginginkan kedudukan yg tinggi kepada seseorang, namun seseorang tersebut belum mampu menggapainya dengan ibadah, karena sedikitnya ibadah, maka ALLAH memberikan ujian kepadanya, sehingga ia sampai dengan kedudukan tersebut.

Tenang saja, in shaa ALLAH.

Ada beberapa penyakit yang umum menimpa manusia, yakni tidak senang dengan kebahagiaan orang lain, dalam artian selalu merasa cemburu. Padahal, seorang muslim itu harus bergembira dengan kebahagiaan saudaranya.

Betapa buruknya hasad itu, karena hasad membunuh orang yang hasad sebelum orang lain.

Padahal ALLAH telah sangat baik kepada hamba-hamba-Nya, namun sifat iri terhadap orang lain sering muncul. Yahh ... semoga ALLAH menjadikan kita orang-orang yang pandai bersyukur.

Jika masalah syukur ini di bawa ke konteks kaya dan miskin, maka hakekatnya seperti ini:

Ada seorang hamba yang memang tidak cocok dengan kekayaan, jika ALLAH memberinya kekayaan, maka ALLAH merusaknya. Ada orang yang tidak cocok dengan kemiskinan, jika ALLAH memberinya kemiskinan, maka ALLAH merusaknya.

ALLAH yang paling tau tentang diri kita, melebihi diri kita sendiri. Oleh karena itu, Ia selalu memberikan sesuatu yang pas dengan kita.

You Might Also Like

0 komentar