Menuntut Ilmu Agama Bersama Wahdah Islamiyah

Menuntut ilmu agama merupakan kewajiban bagi setiap ummat Islam, sebagaimana sabda Rosulullah saw:

”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224)

Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk melalaikan kewajiban ini, apalagi di zaman sekarang yang dengan kecanggihan tekhnologi, dapat lebih memudahkan orang untuk menuntut ilmu.

Namun terkadang, sebagian orang belum menyadari kewajibannya itu. Biasanya karena beberapa faktor, seperti malas, sibuk, dan tidak paham bahwa itu wajib.

Mari kita bahas satu per satu:

1. Malas

Malas ini adalah sebuah penyakit yang menimpa seseorang, bisa di sebabkan karna kurangnya aktivitas, banyaknya maksiat, tidak kreatif, dan lain sebagainya.

Sebagaimana orang yang sakit, untuk menyembuhkan nya tentu perlu obat, maka dari itu, obat yang pertama ialah doa. Ya ... doa, doa merupakan senjata ummat muslim, dengan doa sesuatu yang tadinya terlihat tidak mungkin, dapat menjadi tiba-tiba mungkin. Sebab ALLAH swt. Maha Perkasa, jika Ia menginginkan sesuatu, Ia hanya berfirman "KUN", maka jadilah sesuatu tersebut.

Berdoalah kepada ALLAH swt. agar dilindungi dari sifat malas, ummat-ummat terdahulu juga biasa memohon kepada ALLAH swt. agar dilindungi dari sifat malas.

Sifat malas dapat menggerogoti waktu kita yang sangat berharga, bagaimana tidak, jika malas telah merajalela, tubuh mulai sulit bergerak, dan akhirnya hanya tidur-tiduran dan membuang-buang waktu dengan perkara yang tidak bermanfaat.

Padahal umur kita sangatlah terbatas, kita bisa mati kapan saja, malaikat mau bisa datang tanpa mengutuk pintu terlebih dahulu. Coba bayangkan, jika kita sedang membuang-buang waktu untuk perbuatan yang sia-sia, dan tiba-tiba malaikat maut datang, apa yang akan kita lakukan?

Maka dari itu, mohonlah kepada ALLAH swt. agar dilindungi dari sifat malam, dan di sertai dengan tekad yang kuat dari dalam diri untuk meninggalkan sifat malas tersebut.

Diantara beberapa tips menghindari rasa malas ialah, jika malas mulai datang, jangan mencari tempat untuk tidur, usahakan dukuk, bahkan lebih bagus lagi berdiri, atau jalan-jalan kecil di sekitar kamar. Sambil melafalkan istighfar, insya ALLAH malas mulai pergi, dan pikiran mulai kembali segar dan siap melakukan aktivitas selanjutnya.

2. Sibuk

Jangan sebut diri anda sibuk, jika petualangan anda hanya sebatas, rumah/kos, kampus/sekolah, dan kantin. Itu masih tidak pantas di sebut sibuk, sibuk itu ketika kita telah terbang kemana-mana, di panggil dimana-mana, dan di cari-cari dimana-mana, karena kebermanfaatan yang kita lakukan.

Kita di anugerahi oleh ALLAH swt. 24 jam dalam sehari, maka manfaatkan waktu tersebut dengan sebaik-baiknya. Dan sebaik-baik pemanfaatan waktu, adalah melaksanakan ketaatan kepada Sang Pemilik Waktu.

Ibadah jangan di artikan hanya sebatas sholat, puasa, dan dzikir saja, bahkan jalan-jalan pun bisa bernilai ibadah. Setiap lini kehidupan kita dapat bernilai ibadah, jika niatnya karna ALLAH swt. dan sesuai dengan tuntunan Rosulullah, insya ALLAH.

Sebagaimana yang kita ketahui, Islam mengatur setiap inci kehidupan manusia, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Oleh sebab itu, dapat kita tarik kesimpulan bahwa setiap inci kehidupan kita pun bisa bernilai ibadah, insya ALLAH.

Namun yang namanya manusia pasti pernah melakukan dosa, dan sangat sulit untuk terhindar secara kaffah dari yang namanya dosa. Oleh sebab itu, sebaik-baik manusia bukanlah yang tidak pernah berbuat dosa, melainkan yang ketika berbuat dosa, ia segera kembali kepada ALLAH swt. (bertaubat).

“Setiap bani Adam berbuat dosa dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah yang bertaubat.” (HR. Ibnu Majah).

Kembali ke masalah waktu, kita harus cerdas dalam mengelola waktu, karna waktu itu ibarat pedang.

Dalam kitab Al Jawaabul Kaafi karya Ibnul Qayyim disebutkan bahwa Imam Syafi’i pernah mendapatkan pelajaran dari orang sufi. Inti nasehat tersebut adalah:

“Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.” (Sumber: Rumaysho.com)

Jika planning kita dalam memanfaatkan waktu tidak baik, maka setan lah yang akan membuatkan planning kepada waktu kita, tentu jika setan yang membuatkan pasti akan di arahkan ke sesuatu yang buruk.

Saya terkadang memberi jadwal tiap pekannya, misalnya hari senin harus melakukan apa, hari selasa haru apa, dan seterusnya. Contoh: hari senin adalah waktu menghafal, maka inti dari kegiatan saya hari senin adalah menghafal, sambil melaksanakan kegiatan-kegiatan lain. Jadi, jika pada hari senin tiba-tiba ada waktu yang kosong, maka teringatlah bahwa hari ini adalah hari menghafal. Sehingga dalam mengantri pun waktu tidak terbuang sia-sia.

Atau bisa juga membawa buku kemana-mana, jadi jika ada waktu yang kosong, boleh membaca buku. Dan lebih bagus lagi kalau membaca Al-Qur'an.

Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak menuntut ilmu agama, apalagi hanya beralasan dengan kata "sibuk".

Bahkan seharusnya, kita menyempatkan waktu untuk menuntut ilmu agama, bukan malah menunggu waktu kosong untuk bermajelis ilmu. Karna kitalah yang sebenarnya sangat memerlukan ilmu, bukan ilmu yang memerlukan kita. Maka sangat tidak pantas bagi kita, menunggu waktu luang untuk menuntut ilmu.

3.  Tidak paham kewajiban sendiri

Inilah makanya di perlukan menuntut ilmu, darimana kita bisa tau hukum-hukum segala sesuatu jika kita tidak pernah belajar, tidak pernah membaca buku, tidak pernah bermajelis ilmu.

Alangkah sengsaranya hidup ini, jika terus-menerus berlarut-larut dalam kebodohan. Tidak tau mana yang benar, dan mana yang salah. Pokoknya yang di anggap kebanyakan orang benar, itulah yang benar, padahal tidak! Karna patokan kebenaran hanya bersumber dari Al-Qur'an dan hadist.

Maka dari itu, mulailah membuka hati, mulailah menyadari, bahwa ilmu itu sangat penting, ilmu itu adalah kebutuhan.

Jangan sampai kita S3 dalam ilmu dunia, namun masih TK dalam ilmu agama. Na'udzubillah ... semoga ALLAH swt. melindungi kita semua dari kebodohan dalam agama.

Mulai menuntut ilmu agama

Setelah menyelesaikan masalah pribadi kita yang enggan untuk menuntut ilmu, maka langkah selanjutnya ialah giatkan menuntut ilmu agama!

Sadarilah bahwa kita adalah orang yang bodoh, yang sangat membutuhkan cahaya ALLAH (baca: ilmu) untuk mengarungi bahtera kehidupan.

Dengan menyadari hal itu, insya ALLAH semangat akan mulai terbetik, dan langkah kaki akan semakin ringan.

Yang tatkala perlu untuk kita ketahui adalah tempat kita mengambil ilmu, jangan sampai karena semangat yang berkobar-kobar menyebabkan kita masuk ke majelis ilmu bid'ah, atau masuk ke aliran-aliran sesat yang mengatasnamakan Islam.

Sebagai penuntut ilmu pemula, tentu masih bingung dengan majelis-majelis mana saja yang sesuai dengan tuntunan Rosulullah. Maka dari itu, perlu kita memahami bahwa ilmu adalah sesuatu yang bersumber dari ALLAH dan Rosul-Nya. Berarti kita dapat menganalisis, jika pemateri atau ustadz tempat kita menuntut ilmu menyampaikan apa yang bersumber dari ALLAH dan Rosul-Nya, maka insya ALLAH itu adalah ilmu yang lurus. Jika pemateri menyampaikan pendapat pribadinya, bisa jadi itu bukan ilmu, apalagi jika menghukumi suatu perkara dengan hanya mengandalkan perasaan atau logika, maka dapat di pastikan itu keliru. Karna menghukumi sesuatu haruslah berdasarkan dalil, bukan logika ataupun prasangka.

Saya merekomendasikan tempat menuntut ilmu agama yang insya ALLAH pemahamannya lurus, metodenya lurus, dan orang-orang nya adalah orang yang lurus.

Dapat dilihat dari metode pengajarnya yang di mulai dari memperbaiki bacaan Al-Qur'an kita, sembari mengisi kepala dengan kajian-kajian rutin, baik itu mengkaji kitab-kitab para ulama salaf, maupun mengkaji Al-Qur'an beserta hadist-hadist yang terkait.

Tempat yang saya maksud adalah Wahdah Islamiyah, organisasi keagamaan yang berpusat di Makassar ini, rutin mengadakan kelas-kelas tarbiyah yang terbuka untuk umum.

Di dalamnya di bahas mengenai ilmu tajwid, fiqh, dan lain sebagainya, yang dapat menambah pemahaman dan ilmu kita mengenai persoalan agama yang indah ini (baca: Islam).

Tunggu apa lagi? Silahkan mencari kelompok-kelompok tarbiyah yang ada di sekitar anda. Dan jangan lupa, perbaiki niat, menuntut ilmu untuk mendapatkan pahala dan ridho ALLAH swt.

Semoga bermanfaat.

Wawlahu a'lam

You Might Also Like

1 komentar

  1. Saya mauka menuntut ilmu agama ini Maarif. Terlalu kunikmati ini dunia. Semoga bisa pelan-pelan :D
    Tabe, sedekah komenmu dulu Maarif di http://www.suryanipalamui.com/2017/11/temukan-inspirasi-pelayanan-kesehatan.html

    BalasHapus