Ilmu "Yakin" yang Luar Biasa

Sudah tidak diragukan lagi, setiap kita akan meninggal. Namun, jangan terlalu pusing dengan hal itu, yang pantas kita pusingi ialah kehidupan setelah mati.

Jika kehidupannya sebelum meninggal tidak taat kepada ALLAH, maka bersiap-siaplah menghadapi penyesalan tiada tara.

Namun, jika waktu-waktunya sebelum meninggal di isi dengan majelis ilmu, dan ketaatan kepada ALLAH, itu bekal yang baik, dan in shaa ALLAH tidak menyesal-menyesal amat di kehidupan kedua.

In shaa ALLAH setiap orang yang memiliki iman di hatinya, akan masuk Surga. Dan orang yang beriman itu, jika di sebutkan nama ALLAH, maka tenanglah hati-hati mereka.

Pembicara-pembicaraan yang menyangkut ALLAH, senantiasa akan menggetarkan hati kita (orang beriman), dan semakin menimbulkan rasa rindu untuk berjumpa dengan ALLAH.

Ciri selanjutnya dari orang yang beriman itu, walaupun jasadnya ada di bumi, namun jiwanya tergantung di langit. Sehingga adapun yg ia lihat, menyangkut penciptaan, maka ia akan selalu mengingat ALLAH.

Keyakinan terhadapat ALLAH (iman), itulah yang membuat kita (orang beriman), ketika melihat langit, mengingat ALLAH.

Sebagian ulama berpendapat bahwa keyakinan terhadap ALLAH itu, menyebabkan ketenangan terhadap segala sesuatu.

Dan in shaa ALLAH orang-orang yang beriman kepada Nabi, dan beriman kepada hari akhir, maka ialah yang mendapat petunjuk. Petunjuk inilah yang sangat kita perlukan, dalam mengarungi samudra kehidupan.

Kemabali mengingat kematian, kematian adalah sesuatu yg pasti, sebagaimana anda melihat objek di depan anda secara pasti, maka kematian pun seperti itu. Maka dari itu, lakukanlah persiapan sebaik mungkin untuk menyambut hari itu.

Kembali membahas keimanan, apa ciri keimanan yang kuat dalam hati? Keyakinan kepada ALLAH itu, ketika hati kita tidak larut dalam kesedihan terhadap apapun, ketika ia mendapat ujian, maka ia bersabar, dan ketika ia mendapat nikmat, maka ia bersyukur. Jika telah seperti itu, kendala-kendala duniawi yang anda hadapi, akan terasa lebih mudah.

Kesedihan yang bersifat duniawi tidaklah menjadi masalah, namun kesedihan yang paling besar ialah ketika keimanan telah keluar dari dada.

Salah satu contoh terbaik mengenai keimanan ialah Abu Bakar, keimanan beliau lebih berat ketimbang keimanan semua makhluk.

Bukti kuatnya iman beliau adalah ketika RosûlulLâh membuka peluang berinfaq untuk keperluan perang, maka Abu bakar datang membawa semua hartanya, ketika di tanya oleh RosûlulLâh tentang apa yang ia tinggalkan untuk keluarganya? Beliau menjawab, "aku tinggalkan untuk mereka, ALLAH dan Rosûlu-Nya."

Pertanyaan untuk kita, bagaimana memiliki iman yang kuat?
Syarat memiliki keyakinan yang kuat ada 2, yakni:

1. Pengetahuan yang sempurna, dalam artian ia harus mengenal siapa itu ALLAH dan bagaimana sifat-sifat-Nya. Tentu dalam hal ini, diperlukan kegiatan menuntut ilmu syar'i, yang memang hukumnya wajib. Tidak peduli apa profesi dan minat anda, tidak peduli berapa usia anda, ketika anda mengetahui itu wajib, maka yang namanya wajib harus tetap di kerjakan.

RosûlulLâh shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim." (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224)

2. Aplikasi terhadap ilmu, jika telah di pelajari, ilmu tersebut tidak akan bermanfaat jika tidak di kerjakan. Sebagaimana kata pepatah Arab, "ilmu yang tak di amalkan, bagaikan pohon yang tak berbuah." Dalam buku 'Amalan Sehari-Hari RosûlulLâh' juga dikatakan, bahwa ilmu menuntut amal. Dalam artian, ketika seseorang mengetahui tentang suatu amalan, maka ia dituntut untuk mengerjakannya walaupun hanya sekali. Jika anda tau bahwa puasa sunnah senin dan kamis di contohkan oleh RosûlulLâh, maka anda di bebankan untuk mengerjakannya, walaupun tidak rutin, yang penting sudah pernah.

Ketika sifat yakin telah tertanam dalam hati, maka kehidupan kita akan membaik in shaa ALLAH.

Saya sedikit menceritakan kisah, sebagai contoh teladan bagi kita semua. Ketika Nabi Ibrahim a.s. beserta istri dan anaknya berada di tengah gurun pasir, yang tidak ada seorangpun di sana selain mereka, tidak ada air, dan makanan. Bahkan ditambah lagi ALLAH memerintahkan Nabi Ibrahim untuk satu hal, dan meninggalkan istri dan anaknya begitu saja. Namun jawaban istrinya sangat mencengangkan, ia berkata, "jika engkau pergi karena perintah ALLAH, maka pergilah, ALLAH tidak akan menelantarkan kami." Sebuah keyakinan terhadap ALLAH yang sangat tinggi.

Cerita lain, ketika Nabi Ibrahim a.s. di lemparkan ke dalam api oleh orang-orang kafir, dalam keadaan terikat. Datanglah Malaikat Jibril menawarkan bantuan, namun di detik-detik jatuhnya beliau ke api, ia menolak bantuan Malaikat Jibril. Beliau berkata, "Jibril ... kau adalah makhluk, sama sepertiku. Aku tidak butuh bantuanmu, namun aku sangat butuh dengan bantuan ALLAH swt." Seketika itu juga, ALLAH kemudian memerintahkan api itu menjadi dingin dan menyelamatkan Nabi Ibrahim.

Imam ibnul qoyyim mengatakan, "sesungguhnya keyakinan bagi keiaman, bagaikan ruh dalam jasad."

You Might Also Like

0 komentar