Berbuat Seenaknya di Balik Nama Besar Orang Lain

Masih teringat dengan kasus yang menimpa petugas bandara di Manado, ia di tampar oleh seorang istri jendral, ketika meminta ibu tersebut melepaskan jam tangannya. Entah apa yang merasuki ibu tersebut, hingga ia tega melakukan tindakan tersebut, hanya karna masalah sepele.

Mungkin ia telah merasa hebat, bahwa ia adalah seorang istri jendral, yang seharusnya di perlakukan khusus. Atau mungkin ada masalah pribadi lain yang mengganggu emosionalnya, hingga ketika di ganggu, ia mudah lepas kontrol.

Namun yang ingin saya bahas ialah, terkadang seseorang yang memiliki keluarga dari kalangan orang-orang hebat, merasa bahwa dirinya juga hebat, dengan mengatasnamakan keluarganya tersebut. Sehingga jika ada masalah, keluarganya tersebut dibawa-bawa. Padahal mungkin, keluarganya tersebut tidak tau menau apa masalahnya, bahkan tidak mau tau.

Waktu SD pun seperti itu, mungkin anda punya seorang teman yang bapaknya polisi atau tentara. Sehingga dalam kehidupan sehari-harinya, selalu membawa-bawa nama bapaknya dalam tiap masalah. Misalnya ketika terlibat perkelahian dengan teman, nama bapaknya selalu di jual untuk menakut-nakuti lawan bertarung nya. Alhasil, teman-teman yang lain jadi takut, bukan takut sama dia, namun takut sama bapaknya.

Padahal di sisi lain, bapaknya tidak tau menau masalah itu, mungkin kalau ia tau, anaknya bisa di larang bertindak begitu. Sebab itu merupakan tindakan dari seorang pengecut, dan hanya di lakukan oleh orang yang pengecut.

Sikap seperti ini menimbulkan mental pengecut, dan ketergantungan terhadap orang lain. Padahal seharusnya kita tidak boleh bergantung pada manusia atau pun makhluk lain, karen mereka semuanya lemah. Yang patut dan pantas untuk tempat kita bergantung, hanyalah Ia Yang Maha Perkasa, ALLAH swt.

Jangan hanya karna kita memiliki seorang bapak yang berprofesi sebagai tentara atau polisi, atau presiden sekalipun, lantas kita bisa berbuat seenaknya. Bayangkan jika orang yang kita jadikan tempat bergantung tersebut meninggal, atau di pecat dari jabatannya. Masihkah kita bisa membawa-bawa namanya? Tentu tidak, karena apa yang ditakutkan dari seseorang telah tiada? pangkat tentara yang ditakuti orang lain sudah tidak ada. Lantas bagaimana kah dengan kita yang lemah ini?

Oleh sebab itu, ketergantungan terhadap orang lain harus di hilangkan, sebab itu memang perkara yang tidak diperbolehkan . Karena secara tidak langsung, hal itu bisa mengarah ke mempersekutukan ALLAH, menganggap bahwa ada kekuatan lain, selain dari ALLAH. Na'udzubillah, semoga ALLAH melindungi kita semua dari berbuat demikian.

Jikalau memang kita memiliki keluarga dengan profesi yang terpandang, alhamdulillah. Namun bukan berarti bisa kita manfaatkan, untuk kepentingan diri pribadi.

Dan sepatutnyalah kita lebih bersyukur, karena tidak semua orang dianugerahi yang seperti itu.

Wawlahu a'lam

You Might Also Like

0 komentar