Aksi kekerasan kembali terjadi di Indonesia, namun kasus
kali ini agak beda. Yang menjadi korbannya ialah 2 anggota brimob yang
tengah melaksanakan sholat isya di masjid Falatehan, Jakarta Selatan
Kedua
anggota brimob ini di tusuk dengan menggunakan pisau sangkur di bagian
leher, oleh orang yang tidak di kenal. (Sumber: detiknews)
Menurut saksi mata, si pelaku beberapa kali meneriakkan kalimat takbir, sembari menjalankan aksi bejatnya.
Maha Suci ALLAH dari segala yang buruk-buruk.
Kasus
seperti ini jelaslah sebuah tindak kejahatan yang tidak dapat di
benarkan, siapapun dan apapun alasannya, ia tetap bersalah.
Bagaimana
tidak, ia melukai orang yang sedang melakukan ritual ibadah. Ia
melakukan tindakan tersebut, tanpa ada perkelahian terlebih dahulu.
Langsung saja ia menyerang korbannya, yang sedang tidak siap untuk
mempertahankan diri.
Kasus seperti ini biasanya bermula dari dendam, dendam terhadap suatu organisasi atau institusi.
Hingga
pelakunya gelap mata, siapapun yang di lihatnya mewakili organisasi
yang ia dendami. Maka ia tidak segan-segan menyerang nya, sekalipun
korbannya tidak tau apa-apa.
Sifat
pendendam seperti ini, tidak boleh dibiarkan tumbuh dalam diri manusia.
Karena ini sangat berbahaya, seseorang bisa menjadi lebih ganas
daripada hewan buas, jika dendam dan amarah telah menguasai dirinya.
Untuk
menghindari sifat marah, kesal, jengkel, memang agak sulit. Terlebih
jika di hadapkan dengan kondisi-kondisi yang memang sangat memungkinkan
bagi manusia normal untuk marah.
Seperti
misalnya di caci maki, di pukul, di marahi ataupun terbakar api
cemburu. Namun untuk menghindari kerugian yang lebih besar, kondisi
emosional tersebut harus di kontrol.
Tidak
boleh di biarkan menjadi-jadi, apalagi di rawat dalam jiwa. Oleh
karenanya, manusia terbaik di muka bumi (baca: Rosulullah) mengajarkan
kita trik dan tips untuk mengendalikan emosi-emosi negatif.
Diantaranya
ialah, terdapat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud.
Rosulullah bersabda, "Kalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak
hilang juga maka bertidurlah."
Gerakan
yang sederhana namun bisa meredam marah, dan marah ini memang harus di
redam, agar tidak terjadi lagi kasus-kasus nekat yang mencelakai orang
lain.
Kembali ke kasus di atas, pelaku yang sempat mengumandangkan takbir, menunjukkan bahwa ia adalah seorang muslim.
Namun
perlu di pahami, ia adalah oknum yang tidak tau banyak tentang ajaran
Islam. Islam tidak pernah mengajarkan penganutnya untuk bertindak
sebrutal itu, apalagi kepada sesama muslim yang tengah beribadah.
Kepada non muslim saja, kita tidak di diperbolehkan melukai nya. Apalagi kepada sesama muslim.
Hal semacam ini bisa menimbulkan fitnah kepada ummat Islam, karena yang melakukannya adalah orang Islam.
Maka dari itu, kita perlu memahami bahwa ajaran Islam tidak seperti itu, itu hanyalah oknum yang tidak bertanggungjawab.
Kejadian
seperti ini memberikan pelajaran kepada kita, bahwa sifat pendendam
adalah sesuatu yang buruk. Yang tidak boleh di biarkan tumbuh dalam
jiwa, harus di musnahkan dengan sifat pemaaf dan berlapang dada.
Sehingga dengannya kerukunan antar ummat manusia bisa terealisasi, dan keamanan masyarakat dapat terbentuk.
Pelajaran
kedua yang dapat kita ambil, kita perlu berhati-hati dalam berbuat dan
berkata. Jangan sampai apa yang kita lakukan / katakan menyebabkan hati
orang lain tersakiti, sekalipun kita menganggapnya biasa saja.
Selanjutnya
ialah pentingnya saling memaafkan dan meminta maaf, agar benih-benih
dendam tidak memiliki ruang untuk berkembang biak dalam hati.
Sebagai
manusia biasa, kita memang tidak bisa lepas dari kesalahan. Namun
alangkah lebih baik jika kita meminta maaf, setelah melakukan kesalahan.
Kontrol
masyarakat juga perlu untuk dimiliki, dalam artian sikap saling peduli
antar masyarakat, saling mengajak kepada kebaikan, dan saling mencegah
dalam keburukan.
Untuk
mewujudkan hal itu, terlebih dahulu di perlukan ketakwaan individu,
kemudia di bentuk ketakwaan masyarakat. Dan lebih sempurnanya lagi jika
negara juga ikut bertaqwa.
Bertaqwa
yang dimaksud di sini ialah menjalankan semua perintah ALLAH swt. dan
menjauhi segala larangan-Nya. Sebagaimana yang kita ketahui, segala
perintah-Nya adalah baik dan segala larangan-Nya adalah buruk.
Mengapa?
Karena Ia lah yang lebih tau tentang kita, di banding diri kita
sendiri. Sebab Ialah yang menciptakan kita, tentu Ia yang paling tau
tentang seluk-beluk diri kita.
Maka
dari itu kita harus tunduk dan patuh pada-Nya, dengan demikian
kejadian-kejadian kekerasan seperti kasus di atas, dapat teratasi dengan
semestinya. Dan frekuensinya dapat terminimalisir.
Kejahatan yang terkesan nekad seperti di atas, juga dapat terjadi karena tidak adanya hukum yang tegas terhadap pelakunya.
Sehingga ada kesan meremehkan hukum, yang membuatnya tidak takut untuk melanggarnya.
0 komentar