Ladang Pahala yang Terlupakan

Jasa orang tua terhadap anaknya sangatlah besar, terutama bagi ibu. Beliaulah yang bersusah payah mengandung selama 9 bulan, di tambah lagi bersusah payah merawat ketika mulai lahir sampai beranjak dewasa.

Belum sampai di situ, ibu juga sangat kesulitan ketika hendak melahirkan, beliau memperjuangkan nyawa antara hidup dan matinya, demi kelahiran sang buah hati. Menahan rasa sakit yang amat sangat, ketika berhadapan dengan proses persalinan.

Tubuh manusia hanya mampu menahan 45 del rasa sakit, sedangkan ketika proses persalinan, sang ibu merasakan hingga 57 del rasa sakit. Jika di analogikan, kira-kira sakitnya sama dengan ketika 20 tulang patah secara bersamaan. Belum sampai di situ, sang ibu juga kehilangan 500ml darah saat proses persalinan, setara dengan stengah liter darah. (Sumber: nakita.grid.id)

Dengan mengetahui hal tersebut, masihkah kita berani berlaku kurang ajar terhadap ibu? Tentu tidak.

Namun faktanya, masih ada kita jumpai orang yang tidak berlaku santun kepada ibunya. Ia lupa dengan perjuangan dan kasih sayang yang ibunya berikan sewaktu kecil.

Contoh kasus seorang ibu di Madiun, bernama Kadiyem yang usianya sudah memginjak 85 tahun. Ia memiliki seorang anak laki-laki yang kini bekerja di Lampung.

Nenek Kadiyem menderita kelumpuhan, beliau sudah tidak sanggup untuk berdiri. Dan yang paling menyedihkan, ia sudah 10 tahun di ditelantarkan oleh anaknya.

Beliau hanya tinggal sebatang kara, dan mengandalkan belas kasih dari para tetangganya untuk bertahan hidup. (Sumber: indozone.id)

Jika mengingat perjuangan orang tua dalam membesarkan anaknya, sebagai manusia yang masih memiliki hati, tentu kita akan merasa malu untuk menelantarkan dan mengabaikan orang tua kita, terlebih jika mereka sudah berusia lanjut.

Walaupun memang sifat dan sikap orang yang telah berusia lanjut kadang menjengkelkan, hal itu wajar saja, karena sifat dan sikapnya kembali seperti anak-anak lagi.

Namun itu bukan menjadi alasan untuk berlaku kurang ajar kepada orang tua, justru yang di perlukan ialah sikap sabar dan penuh kasih sayang.

Karena yang mereka (orang tua) butuhkan hanyalah perhatian dari anaknya, ia senang jika anaknya meluangkan waktu untuknya, mengajaknya berbicara, jalan-jalan, bercanda dan lain sebagainya.

Ia hanya tidak ingin merasa kesepian, memang orang tua juga butuh uang dan makanan yang enak, namun kasih sayang dari anaknya jauh lebih ia butuhkan.

Dengan adanya orang tua yang berusia lanjut, itu bisa menjadi ladang pahala buat anaknya. Sebagaimana yang dikabarkan oleh Rosulullah, “Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk syurga” [Hadits Riwayat Muslim 2551, Ahmad 2:254, 346].

Oleh karena itu, kita perlu merubah sudut pandang, yang tadinya merasa terganggu, terbebani dan tersusahkan dengan adanya orang tua yang berusia lanjut, kini lebih memandang dari sisi manfaatnya untuk kita di kemudian hari.

Jika terus-terusan memikirkan rasa susahnya, maka anda akan betul-betul kesusahan. Namun jika menikmati setiap detiknya ataupun berusaha menikmatinya, in shaa ALLAH akan terasa lebih mudah.

Jangan sekali-kali menitipkan orang tua ke panti jompo, karena itu sama saja anda membuang kesempatan emas untuk masuk Surga.

Di samping itu, pikirkan juga bagaimana perasaan orang tua yang di titipkan di panti jompo. Ia mungkin akan merasa sudah di buang, tidak di sayang lagi. Apalagi orang-orang yang sudah tua lebih mudah tersinggung di banding waktu ia muda.

Mungkin kita memang sibuk dengan pekerjaan, pendidikan dan urusan-urusan lainnya. Namum sadarkah kita bahwa, orang tua kita dulu juga sibuk dengan urusannya, tapi ia tetap ada waktu untuk anaknya. Ia tetap punya waktu mendengarkan celotehan yang tidak jelas dari anaknya, ia tetap punya waktu menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan anaknya, sekalipun pertanyaan sering berulang.

Kita tidak akan mampu membalas jasa-jasa besar mereka, lantas bagaimana mungkin kita bisa bersikap tidak sopan terhadap mereka?

Dengan berbakti kepada kedua orang tua, memberi kasih sayang kepada mereka, ini bisa menjadi contoh teladan yang baik bagi anak-anak kita.

Dan ketika kita tua nanti, anak-anak kitalah yang nantinya akan memberikan kasih sayang yang sama, seperti apa yang pernah kita contohkan kepada kakek dan neneknya.

Sebaliknya jika anak-anak kita mendapatkan contoh buruk perlakuan terhadap kakek dan neneknya, maka bukan tidak mungkin, ia juga melakukan hal yang sama kepada kita nantinya.

Oleh karenanya, berbuat baiklah kepada kedua orang tua kita. Agar keselamatan dunia akhirat semakin mendekat. Dan murka ALLAH jauh dari kita. Semoga ALLAH memberikan hidayah dan taufiq-Nya kepada kita. Wawlahu a'lam.

You Might Also Like

0 komentar